Pagi memang buta, tapi
tak sebuta pejabat disana
Dingin memang dingin,
tapi tak sedingin uang yang tergerus
Naluri berkata lentara
kehidupan tak mau menyala
Diderai kerinduanmu yang
menggebu-gebu
Diantara doa yang
terselip air mata
Sebuah harapan terlahir
Masih terlihat kaki tak
beralas menapaki aspal
Dengan temanmu yang terus
menari-nari
Ditengah panas jalanan,
berharap esok hari kan berubah
Inilah secercah harapan
dari penyapu jalanan
jangan kira jangan sangka
kami adalah mahluk hina
hinakah dirimu yang menghisap hati rakyat
kami lebih mulia dari pada engkau
walau kami hanyalah penyapu jalanan
by : putri apriliyani
0 komentar:
Posting Komentar