Buscar

Páginas

KARYA ILMIAH





PERAN PENDIDIKAN DALAM MELESTARIKAN NILAI-NILAI KEBUDAYAAN DAN KEBAHASAAN MADHURA



Disusun oleh:
  Najmi Rahayu
Konitatul Indah Faroha
 Putri Apriliyani
v  Mariyah yasir

MAN BANGKALAN

Jl.Soekarno Hatta No.5

TAHUN PELAJARAN 2014/2015



A. PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG

Pendidikan masa kini banyak sekali yang sudah melupakan atau menghiraukan kebudayaan Madhura.Hal ini mungkin disebabkan oleh faktor-faktor kesibukan di dalam bekerja dalam bidang pendidikan serta ketidaktahuan masyarakat sekarang terhadap kebudayaan Madhura.Di dalam hal kebahasaa Madhura mungkin sudah dianggap hal sepele karena merupakan bahasa keseharian.Padahal ada unsur-unsur estetis di dalam kebahasaan Madhura.Pendidikan di sekolah bahkan ada yang tidak menggunakan pelajaran bahasa Madhura,karena mungkin dianggap lumrah bagi para siswa dan siswi.Padahal pelajaran bahasa Madhura tersebut menjadi faktor utama di dalam malestarikan nialai nilai budaya dan kebahasaan Madhura.Melestarikan bukan berarti hanya melestarikan,tapi dikembangkan agar kebudayaan dan kebahasaan Madhura dapat dikenal dan di hormati oleh masyarakat bahkan seluruh pelosok dunia dapat mengenal Madhura.


1.2  RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah:
1.      Bagaimanakah  nilai nilai kebudayaan dan kebahasaan Madhura
2.      Apakah alasan-alasan  nilai nilai kebudayaan dan kebahasaan Madhura perlu dilestarikan
3.      Faktor faktor apa sajakah yang mempengaruhi pelestarian kebudayaan dan kebahasaan Madhura
4.      Bagaimanakah peran pendidikan dalam pelestarikan nilai-nilai kebudayaan dan kebahasaan Madhura

1.3  TUJUAN

Tujuan dari disusunnya karya tulis ini yaitu:
5.      Mengetahui nilai nilai kebudayaan dan kebahasaan Madhura
6.      Mengetahui alasan nilai nilai kebudayaan dan kebahasaan Madhura perlu dilestarikan
7.      Mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi pelestarian kebudayaan dan kebahasaan Madhura
8.      Mengetahui peran pendidikan dalam pelestarikan nilai-nilai kebudayaan dan kebahasaan Madhura

1.4  MANFAAT

Dari karya tulis ini kita dapat mengambil manfaatnya antara lain adalah :
Bagi  masyarakat:
1.    Kita memperoleh pengetahuan tentang nila nilai kebudayaan dan kebahasaan madhura.
2.    Memotivasi kita agar tetap mengenal kebahasaan dan kebudayaan.
3.    Mengetahui lembaga-lembaga pendidikan
4.    Dapat ikut serta di dalam melestarikan kebudayaan dan kebahasaan madhura
5.    Kita selaku pelajar dapat menerapkan didalam kehidupan sehari-hari.
6.    Kita dapat memberikan contoh atas nilai nilai kebudayan dan kebahasaan terhadap masyarakat di daerah Madura.
7.    Kita dapat ikut serta berperan didalam melestarikan nilai-nilai kebudayaan dan    kebahasaan madhura.
8.      Kita juga dapat meminimalisir adanya para masyarakat yang sudah mulai melupakan karakteristik dari kebahasaan madhura.
9.      Kita juga mendapatkan pengajaran tentang kebudayaan dan kebahasaan madhura itu sendiri.
10.  Dapat mengajarkan kepada kami tentang betapa pentingnya menjaga kebudayaan dan kebahasaan madhura.
11.  Kita dapat menjaga dan lebih berhati-hati supaya kebudayaan dan kebahasaan Madura tidak dapat dijajah dan diambil oleh daerah lain.
12.  Meningkatkat jiwa kecintaan terhadap kebudayaan dan kebahasaan madhura.
13.  Membantu memajukan karakteristik madhura agar dapat dikenal oleh dunia.
14.  Mengenal lebih dalam tentang nilai-nilai kebudayaan dan kebahasaan madhura.
15.  Kita dapat menyatukan rasa persatuan dan kesatuan daerah Madura tentang kebudayaan dan kebahasaan nya didalam masyarakat sekitar.


B. PEMBAHASAN


Pada dasarnya pengertian pendidikanUU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Menurut kamus Bahasa Indonesia Kata pendidikan berasal dari kata ‘didik’ dan mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusiamelalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
Sedangkan pengertian pendidikan menurut H. Horne, adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada vtuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia.
Dari beberapa pengertian pendidikan menurut ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Pendidikan adalah Bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.

2.PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

3.PENGERTIAN MELESTARIKAN NILAI NILAI KEBUDAYAAN DAN KEBAHASAAN
Pelestarian secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu usaha atau kegiatan untuk merawat, melindungi dan mengembangkan objek pelestarian yang memilikinilai guna untuk dilestarikan. Jadi,pengertian melestarikan nilai nilai kebudayaan dan kebahasaan Madhura ialah usaha untuk merawat,melindungi dan mengembangkan nilai nilai kebudayaan dan kebahasaan yang ada di Madhura.

4.NILAI NILAI KEBUDAYAAN
Adapun nilai-nilai budaya yang berharga untuk diperjuangkan adalah:
  1. Nilai Kejujuran
  2. Nilai Patriotisme
  3. Nilai Persaingan
  4. Nilai Harmonis dan Kerjasama

5.PERLUNYA PELESTARIAN NILAI NILAI KEBUDAYAAN DAN KEBAHASAAN
Beberapa fungsi bahasa yaitu:
·         Bahasa sebagai jati diri bangsa
     Sebagai warga masyarakat Madhura, kita tidak boleh kehilangan jati diri kita sebagai suatu bangsa dan sebagai putra daerah, kita tidak boleh kehilangan jati diri kedaerahan kita agar kita tidak tercerabut dari akar budayanya, kita tidak boleh kehilangan jati diri kita sebagai suatu bangsa.
·         Alat ungkap kebudayaan
     Bahasa daerah adalah alat yang paling tepat untuk mengungkapkan kekayaan budaya suatu suku bangsa. Perlu disadari bahwa tidak setiap aspek budaya suatu suku bangsa dapat diungkapkan secara tepat dalam bahasa lain dengan tetap mempertahankan daya, bobot, dan keindahannya.
·         Bagian dari mozaik kebudayaan dan dunia
      Sebagai identitas berbagai suku bangsa di NKRI, bahasa daerah telah menjadi sasaran penelitian para ahli bahasa mancanegara. Di satu pihak, hal ini membanggakan karena kekayaan budaya kita telah menarik minat bangsa lain untuk meneliti dan mempelajarinya sehingga ia pun diakui sebagai bagian dari mosaik kebudayaan dunia. Tetapi di lain pihak, sangat mungkin kita—pemilik aset budaya ini—menjadi manja dan sangat mengharapkan uluran tangan dan kerja keras para peminat dari luar negeri.
·         Jembatan antar generasi
      Tidak berlebihan jika bahasa daerah dikatakan sebagai jembatan antargenerasi. Mengapa? Karena berbicara bahasa daerah berarti kita menggunakan bahasa orang tua dan leluhur kita, tanpa melepaskan diri dari tuntutan kebahasaan masa kini. Tak dapat dipungkiri bahwa kita akan lebih mudah mengenal kehidupan generasi-generasi sebelumnya dalam suatu suku bangsa jika kita dapat berbicara bahasa daerah—bahasa warisan mereka. Artinya bahasa daerah adalah kunci untuk memahami masa lalu kita, yang mengantar kita ke masa sekarang.

Berikut fungsi nilai nilai kebudayaan yang menjadi alasan mengapa nilai nilai kebudayaan perlu di lestarikan:

Ø  Nilai-Nilai Budaya Sebagai Perekat Bangsa
       Nilai-Nilai Budaya adalah Perekat yang sangat kuat untuk mempersatukan suatu Bangsa.
Ø  Pengenalan Peninggalan Sejarah dan Budaya
       Keberadaan peninggalan sejarah serta adat istiadat budaya masyarakat perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah untuk dilestarikan keberadaanya,karena keberadaanya dapat dijadikan sumber bagi upaya pengenalan nilai warisan budaya kepada generasi muda saat ini.
Ø  Strategi pemberdayaan masyarakat adat
       masyarakat setempat selayaknya mampu memilih dan memberikan penilaian terhadap fungsi kebudayaan yang telah ada, dan masyarakat harus berani menolak nilai-nilai yang tidak sesuai lagi atau nilai-nilai budaya asing yang cenderung merusak prinsip kepribadian bangsa secara umum.
6.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELESTARIAN NILAI NILAI KEBUDAYAAN DAN   KEBAHASAAN
1.      Pengaruh lingkungan
2.      Pola hidup dan pola komunikasi dalam keluarga, dominan lebih prestisius bila menggunakan  bahasa Indonesia;
3.      Berkembangnya bahasa Madura pasaran, sehingga terjadinya campur aduk dan rancunya penngunakan kosa kata yang sebenarnya;
4.      Pengaruh ekonomi; makin tinggi tingkat economi sebuah keluarga, cenderung makin meningkat pula pergaulan diluar komunitasnya;
5.      Pengaruh budaya; makin tingginya volume masyarakat luar masuk wilayah Madura, makin tinggi pula pola kehidupan masyarakat dalam membangun komunikasi;
6.      Lemahnya kontrol masyarakat, institusi masyarakat, lembaga pemerintah, lembaga pendidikan dan para ahli (pakar) terhadap fenomena yang terjadi;
7.      Image bahasa Madura dianggap kurang ngepop, ngadhisae, katrok, terbelakang dan dianggap kurang pas sebagai bahasa pergaulan, sehingga akibatnya sebagaian kalangan penutur bahasa Madura merasa malu (biasanya dari kalangan menengah pendidikan, perantau pendidikan) di luar Pulau Madura;
8.      Kecenderungan sebagian masyarakat, dirasa lebih komunikatif, bebas bicara tanpa diikat oleh ondhagga basa bila menggunakan bahasa Indonesia;
9.      Adanya berbagai kasus (baca: kriminal) dengan keterlibatan orang Madura, sehingga kadang banyak pihak (orang Madura) menutup-nutupi indentitas diri sebagai orang Madura;
10.  Makin menghilangnya tradisi sastra Madura;
11.  Pengaruh bahasa daerah dari luar  (sebut: bahasa Jawa), yang dibawa oleh para pendatang dari Jawa di Madura, kerap ditiru oleh orang Madura, sehingga pengucapan bahasa Madura kerap dipadukan dengan masa pendatang tersebut; Realitas di lapangan, orang Madura sangat trampil dan fasih belajar dan menggunakan bahasa daerah luar (Jawa) dibanding orang luar belajar bahasa Madura. Hal ini merupakan nilai tersendiri bahwa orang Madura sangat adaptif menghadapi siapa saja, termasuk penggunaan bahasa.
12.  Tumbuhnya gejala diglosia dikalangan penutur dwibahasa, yaitu pengguna bahasa tersebut akan mengambil salah satu bahasa, tetapi lebih tinggi daripada yang lain, sehingga bahasa dengan prestise yang tinggi, akan menang dalam percaturannya;
13.  Kurangnya media. Di Madura tidak ada media cetak (majalah, surat kabar) berbahasa Madura, kecuali “Jokotole” terbitan Balai Bahasa Surabaya, meski dalam hal oplah terbatas. Demikian pula media online, hanya dapat dihitung dengan jari saja yang mencoba menayangkannya.
Ini juga yang menjadi hambatan perkembangan pembinaan bahasa Madura. Secara umum hambatan pembinaan bahasa Madura disebabkan;
  1. Minimnya guru bahasa Madura yang mempunyai latar belakang pendidikan bahasa dan sastra Madura.
  2. Terbatasnya guru (kecuali wilayah perkotaan biasanya justru guru berlebihan) sehingga tidak sesuai dengan rasio kelas yang ideal, sehingga terjadi guru rangkap, termasuk guru mata ajar bahasa Madura (satu guru multi sekolah);
  3. Kebijakan politik dalam Otonomi Daerah hingga saat ini masih melingkar sekitar pembanguan ekonomi, sarana, stabilitas keamanan dan sejenisnya, sedang wilayah pembinaan bahasa Madura masih belum diperhatikan;
  4. Kurangnya pemerhati, pengamat, pelaku dan kreator (baca: penulis) dalam menjembatani fenomena yang terjadi, sedang komunitas yang ada masih dalam gerakan sosialisasi dalam skala makro.
  5. Makin melunturnya kepercayaan generasi muda pada kebutuhan berbahasa Madura yang baik dan benar, sesuai dengan kaidah-kaidah berbahasa Madura.
  6. Kalangan intelektual Madura, yang bermukim di luar Madura, melihat Madura hanya sebagai obyek, bukan subyek, sehingga nilai keilmuannya sebatas pada wilayah wacana.
  7. Jumlah penduduk makin meningkat, sementara proses kehidupan makin ragam dengan latar aneka budaya.


1.5  KESIMPULAN

Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sebgaja untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Penggertian kebudayaan yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat pada pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak.
Peran pendidikan asalah sebagai transfer nilai-nilai budaya atau sebagai cara yang paling efektif dalam mentrasnfer nilai-nilai budaya adalah dengan cara proses pendidikan, karena keduanya sangat erat hubungannya. Kebudayaan dengan pendidikan sangat erat sekali keduanya saling berkesinambungan dan tidak dapat dipisahkan karena saling dan membutuhkan antara satu sama lainnya. Dalam konteks, dapat dilihat hubungan antara pendidikan dan kebudayaan. Kebudayaan akan terlestarikan dalam setiap ini tentunya hanya akan mungkin terjadi bila para generasi mudanya sebagai generasi penerus.


DAFTAR PUSTAKA

Yohanes manhitu.2013.Bahasa daerah:kekayaan daerah yang harus tetap lestari. http://lidahibu.com/2013/02/21/bahasa-daerah-kekayaan-budaya-yang-harus-tetap-lestari/
Hariyanto,s,pd.2012.pengertian pendidikan menurut para ahli. http://belajarpsikologi.com/pengertian-pendidikan-menurut-ahli/
Richard shelwin wijaya.2012.pentingnya pelestarian nilai nilai budaya dan strategi pemberdayaan masyarakat adat. http://ichadshel.blogspot.com/2012/10/pentingnya-pelestarian-nilai-budaya-dan.html

(Arifah/Pengunggah: Erika Hutapea)

https://www.google.com/searchq=peran+pendidikan+didalam+melestarikan+nilai+nilai+kebudayaan+madhura

https://www.google.com/search?q=peran+pendidikan+didalam+melestarikan+nilai+nilai+kebudayaan+madhura -US:official&channel=fflb&q=peran+pendidikan+dalam+melestarikan+kebahasaan+madhura

https://www.google.com/search?q=peran+pen&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls= US:official&channel=fflb&q=peran+pendidikan+dalam+melestarikan+kebahasaan+dan+kebudayaan




0 komentar:

Posting Komentar