Guru sebagai pelaku utama dalam penerapan program pendidikan di sekolah
memiliki peran yang sangat penting dalam mencapai tujuan pendidikan yang
diharapkan.[1] Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk
mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi murid-murid untuk
mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu
yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan anak.[2] Pendidik
adalah orang yang mengajar dan membantu siswa dalam memecahkan masalah
pendidikannya. Sedangkan menurut kajian Islam, menurut Imam al-Ghazali guru/pendidik adalah orang
yang berusaha membimbing, meningkatkan, menyempurnakan, segala potensi yang ada
pada peserta didik. Serta membersihkan hati peserta didik agar bisa dekat dan
berhubungan dengan Allah SWT.[3]
Pendidik/guru di indonesia sendiri
lebih dikenal dengan istilah pengajar, adalah tenaga kependidian yang
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan dengan tugas khusus sebagi
profesi pendidik. pendidik adalah orang-orang yang dalam melaksanakan tugasnya
akan berhadapan dan Perinteraksi langsung dengan para peserta didiknya dalam
suatu proses yang sistematis, terencana, dan bertujuan. Menurut Drs. H. Abu
Ahmadi dan Drs. Widodo Supriyono, peran guru dalam proses belajar berpust pada
:
a. Mendidik anak dengan memberikan
pengarahan dan motivasi untuk mencapai tujuan, baik tujuan jangka pendek maupun
tujuan jangka panjang;
b. Memberi fasilitas, media, pengalaman
belajar yang memadai;
c. Membantu mengembangkan aspek-aspek kepribadian
siswa, seperti sikap, nilai-nilai, dan penyesuaian diri.[4]
Demikianlah dalam proses belajar
mengajar, guru tidak terbatas hanya menyampaikan ilmu pengetahuan saja akan
tetapi lebih dari itu, ia bertanggung jawab akan keseluruhan perkembangan
kepribadian murid. Ia harus mampu menciptakan proses belajar yang sedemikian
rupa, sehingga dapat merangsang murid untuk belajar aktif dan dinamis dalam
memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan.
Mengingat peranannya yang begitu
penting, maka guru dituntut untuk memiliki pemahaman dan kemampuan secara
komprehensif tentang kompetensinya sebagai pendidik.[5] Guru merupakan komponen
paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, seperti yang di
ungkapkan oleh Brand dalam Educational Leadership menyatakan bahwa hampir semua
usaha reformasi pendidikan seperti pembaharuan kurikulum dan metode
pembelajaran, semua bergantung kepada guru. Tanpa penguasaan materi dan
strategi pembelajaran, serta tanpa dapat mendorong siswanya untuk belajar
bersungguh-sungguh, segala upaya peningkatan mutu pendidikan tidak akan
mencapai hasil yang maksimal.
2.1.1 Peran Guru dalam Proses Pembelajaran
Peran utama seorang guru adalah
menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan kebudayaan masa lalu yang
dianggap berguna sehingga harus dilestarikan. Guru mempunyai peran yang sangat
penting dalam proses pembelajaran, bagaimana pun hebatnya teknologi, peran guru
akan tetap diperlukan. Teknologi yang konon bisa memudahkan manusia mencari, mendapatkan
informasi, dan pengetahuan, tidak mungkin dapat mengganti peran seorang
guru.[6] Ada beberapa peran guru dalam
proses pembelajaran, antara lain :
* Guru sebagai Demonstrator
Dengan peranannya sebagai
demonstrator atau pengajar, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau
materi pelajaran yang akan diajarkannya serta senantiasa mengembangkan dan
meningkatkan kemampuannya. Dengan terus belajar, diharapkan akan tercipta siswa
yang unggul. Menurut The Liang Gie, yang dikutip oleh Sunardi Nur dan Sri
Wahyuningsih “ karakteristik siswa yang unggul ada tiga, yaitu gairah belajar
yang mantap, semangat maju yang menyala dalam menuntut ilmu dan kerajinan
mengusahakan studi sepanjang waktu”.[7]
Sedangkan menurut Wina Sanjaya,
yang dimaksud dengan peran guru sebagai demonstrator adalah peran untuk
mempertunjukkan kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih
mengerti dan memahami setiap pesan yang disampaikan. Ada dua konteks guru
sebagai demonstrator, yaitu :
Ø
Sebagai demonstrator guru harus menunjukkan sikap-sikap terpuji. Dalam
setiap kehidupan, guru merupakan sosok yang ideal bagi setiap siswa. Biasanya
apa yang dilakukan guru akan menjadi acuan bagi siswa. Dengan demikian, berarti
dalam konteks ini guru berperan sebagai model dan teladan bagi setiap siswa.
Ø
Sebagai demonstrator guru harus dapat menunjukkan bagaimana caranya agar
setiap materi pelajaran bias lebih dipahami dan dihayati oleh setiap siswa.
Oleh karena itu, sebagai demonstrator erat kaitannya dengan perencanaan
strategi pembelajaran yang lebih efektir.[8]
* Guru sebagai pengelola kelas
Tujuan pengelolaan kelas adalah
menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan
belajar dan mengajar agar mencapai hasil belajar yang baik. Sebagai pengelola,
guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat
belajar secara nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang baik guru dapat menjaga
kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar siswa.
* Guru sebagai Fasilitator
Sebagai fasilitator, guru
hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media
pendidikan, karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih
mengefektifkan proses belajar mengajar. Sebagai mediator, guru menjadi perantara
hubungan antar manusia. Dalam konteks kepentingan ini, guru harus terampil
mempergunakan pengetahuan tentang bagaimana orang berinteraksi dan
berkomunikasi.[9]
* Guru sebagai Evaluator
Fungsi ini dimaksudkan agar guru
mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan telah tercapai atau belum, dan
apakah materi yang sudah diajarkan sudah cukup tepat. Dengan melakukan
penilaian guru akan dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan
siswa terhadap pelajaran serta keefektifan metode mengajar. Dalam peran ini,
guru menyimpulkan data atau informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang
telah dilakukan. Terdapat dua fungsi dalam memerankan perannya sebagai
evaluator, yaitu :
Ø
Untuk menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang telah
ditentukan atau menentukan keberhasilan siswa dalam menyerap materi kurikulum.
Ø
Untuk menentukan keberhasilan guru dalam melaksanakan seluruh kegiatan
yang telah dirancang dan diprogramkan.[10]
* Guru sebagai Motivator
Dalam proses pembelajaran.
motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Sering terjadi
siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan kemampuannya yang kurang, tetapi
dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar. Dengan demikian, siswa yang
berprestasi rendah belum tentu disebabkan oleh kemampuannya yang rendah pula,
tetapi mungkin disebabkan tidak ada dorongan motivasi dalam dirinya. Oleh sebab
itu, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa, karena pada
hakikatnya aktivitas belajar adalah aktivitas yang berhubungan dengan keadaan
mental seseorang. Dengan demikian apabila peserta didik belum siap (secara
mental) menerima pelajaran yang akan disampaikan, maka dapat dipastikan bahwa
pembelajaran yang dilaksanakan tersebut akan berjalan dengan sia-sia dan tanpa
makna.[11]
Ada beberapa cara untuk
memotivasi siswa dalam belajar, antara lain :
Ø
Memperjelas tujuan yang ingin dicapai;
Ø
Membangkitkan minat siswa;
Ø
Sesuaikan materi pelajaran dengan pengalaman dan kemampuan siswa;
Ø
Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar;
Ø
Berilah pujian yang wajar terhadap setiap keberhasilan siswa;
Ø
Ciptakan persaingan dan kerja sama.
0 komentar:
Posting Komentar